I.
UDUL :
PEMBUATAN MANDRILL
II.
TUJUAN :
a. Memahami
dan mengerti tentang teori mesin bubut dengan sesuai prosedur.
b. Mengimplementasikan
dasar teori mesin bubut dalam praktik di bengkel, sehingga didaptkan hasil yang
maksimal.
c. Mengembangkan
sikap professional dan keahlian dalam tehnik permesinan.
III.
DASAR TEORI
Mesin bubut adalah mesin perkakas dengan
gerakan utama berputar, dimana
benda kerja dicekam dan diputar oleh sumbunya. Sedangkan alat potong (pahat)
memotong benda kerja sesuai dengan bentuk dan ukuran yang digunakan, sehingga akan terjadi
serpihan-serpihan
yang disebut
beram.
a.
Gerakan benda
kerja
Gerakan
benda
kerja mengikuti arah sumbu yang
memutar.
b. Gerakan alat–alat potong
1. Sejajar
terhadap sumbu utama disebut membubut memanjang (bubut rata)
2. Tegak
lurus dengan sumbu utama ( pembubutan muka )
3. Menyudut
terhadap sumbu utama disebut pembubutan tirus
c. Bentuk
– bentuk yang bisa dikerjakan
oleh mesin bubut
1. Bentuk
poros atau lobang
2. Bentuk
permukaan rata
3. Bentuk
tirus
4. Bentuk
ulir
5. Membentuk
bulat
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No
|
Nama
alat
|
Satuan
|
jumlah
|
Spesifikasi
|
1
|
Mesin
bubut
|
Unit
|
1
unit
|
Standar
|
2
|
Kunci
cekam
|
Bahan
|
1
buah
|
Standar
|
3
|
Kunci
pahat
|
Bahan
|
1
buah
|
Standar
|
4
|
Mesin
gergaji
|
Unit
|
1
unit
|
16
inci
|
5
|
Mesin
gerinda
|
Unit
|
1
buah
|
Standar
|
6
|
Ganjal
pahat
|
Buah
|
1
buah
|
Standar
|
7
|
Pahat
bubut
|
Buah
|
1
buah
|
Standar
|
|
a) Pahat
alur
|
|
1
buah
|
Standar
|
|
b) Pahat
ulir
|
mm
|
2
buah
|
M
30 X 2
|
|
c) Pahat
muka
|
|
1buah
|
HSS
|
|
d) Pahat
rata kanan
|
mm
|
1
buah
|
Standar
|
8
|
Mal
ulir
|
mm
|
1
buah
|
Standar
|
9
|
Jangka
sorong
|
mm
|
1
buah
|
Ketelitian
0,05
|
10
|
Kunci
‘L’
|
Set
|
1
set
|
Standar
|
11
|
Mata
bor
|
mm
|
1
buah
|
Standar
|
A. Bahan
No
|
Nama bahan
|
SPESIFIKASI
|
Satuan
|
Jumlah
|
1
|
Besi ST 45
|
25,4 x 152
|
mm
|
1 buah
|
2
|
Oli pelumas
|
SAE
|
Liter
|
¼ liter
|
3
|
Lap
|
Kain
|
Lembar
|
1 lembar
|
2. CARA
KERJA
a. Pembuatan
menjadi mandrill
1) Proses
pembuatan mandrill
2)
Membubut muka
b. Langkah-langkah dalam pembuatan muka
1) Memotong
besi sesuai ketentuan dengam menggunakan gergaji
2) Pasang
dan jepit benda kerja dengan pencekam rahang tiga kemudian dikencangkan
menggunakan kunci pencekam
3) Pasang
pahat rata kana pada tool post, kemudian disenterkan bila perlu diganjal. Setelah
tepat atau senter kemudian kencangkan baut pengencang tool post
4) Mengatur
kecepatan mesin harus dalam keadaan off
5) Hidupkan
mesin kemudian lakukan proses pembubutan pada permukaan benda kerja kanan dan
kiri, kemudian bor senter satu sisinya
c.
Membubut rata
Langkah
- langkah dalam pembubutan rata, antara lain :
1) Memasang
dan jepit benda kerja dengan pencekam rahang tiga, kemudian dikencangkan dengan
kunci pencekam.
2)
Memasang pahat rata pada tool post ,
kemudian disenter (bila perlu ditambah ganjal) setelah senter kemudian
kencangkan baut pada tool post
3)
Mengatur kecepatan pemotong
4)
Jalankan mesin dan lakukan proses
pembubutan rata kanan dan kiri hingga benda kerja panjangnya 140 mm
5)
Kemudian majukan kepala lepas hingga
mendekati benda kerja, kemudian senter yang ada pada benda kerja. Kemudian
kencangkan kepala lepas agar tidak bergeser, kemudian kencangkan pencekam dan
pastikan tidak lepas.
6)
Jalankan mesin dan lakukan proses
pembubutan rata kiri dan kanan dingga benda kerja panjangnya 140 mm.
7)
Kemudian pembubutan diameter luar himgga
benda kerja mempunyai diameter 24 mm
8)
Pembubutan diameter luar sebelah depan
hingga mempunyai diameter 12,5 mm dengan
kepanjangan 20 mm.
9)
Pembubutan diameter luar belakang hingga
diameter 20 mm dan panjang 30 mm.
V.
Membubut alur
Langkah
– langkah pembuatan alur
antara lain:
a.
Menentukan ukuran
alur yang akan di buat
b.
Pembubutan alur dimulai
dari sebelah depan jarak 45 mm dengan kedalaman 4 mili dan lebar 5 mm dan jarak
antara alur pertama dan kedua 25 mm.
VI.
Membubut tirus
Langkah – langkah dalam pembuatan tirus
antara lain;
a.
Benda kerja masih
terpasang dalam keadaan dijepit dengan tiga
rahang dan senter
b. Pembuatan tirus pada benda kerja 13⁰ dengan panjang 25 mm.
c. Kendorkan baut
pengikat dan putar dengan sudut yang telah
disesuaikan (13⁰ ) kemudian baut pengikat dikencangkan kembali
d. Atur kecepatan
mesin sesuai dengan table dan kebutuhan pembubutan.
e. Kemudian
jalankan mesin hingga sesuai ketentuan tirus dan perlahan –lahan hingga hasilnya
rata dan halus
VII.
Pembubutan cempher
Langkah – langkah pembuatan cempher
antara lain;
a.
Ukur
sudut cempher sesui ketentuan
b.
Setel
putaran mesin.
c.
Jepit
benda kerja pada pencekam tiga rahang.
d.
Pasang
pahat pada tool post dan pastikan senter
e.
Jalankan
mesin dan lakukan penyayatan dengan memajukan eratan lintang secara perlahan –
lahan dengan kemiringan 45⁰
dengan kedalam 2 mm dan pastikan sudut dan ketentuan yang disesuaikan.
VIII.
Pembuatan ulir dengan menggunakan snei
a.
Pembuatan
ulir ini dengan diameter 12,5mm dan panjang 20 mm
b.
Benda
kerja dijepit dengan ragum supaya penguliran rata.
c.
Melepas
benda kerja dan dijepit dengan tanggem dan mulai penyayatan pembuatan ulir
secara berangsur - angsur.
d.
Kemudian
senei diputar perlahan – lahan agar ulir rata dan pastikan saat penguliran
tidak miring.
3.
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan
kerja pada saat melakukan praktek
1.
Memakai pakaian kerja (wearpack)
2.
Mengunakan sepatu sebagai pengaman kaki.
3.
Menggunakan peralatan yang dianjurkan
atau yang telah disesuaikan oleh instruktur.
4.
Segera matikan mesin jika mendengar
suara getar tidak layak ketika pengerjaan.
5.
Menempatakn pahat pada tembat yag seaman
mungkin agar tidah jatuh.
6.
Pastikan benda kerja saat pengerjaan
tidak lepas.
7.
Berhati–hati ketika mesin bubut di
jalankan.
8.
Berhati–hati saat menggunakan alat–alat
yang presisi.
9.
Membersihkan sisa–sisa penyayatan (bram)
dengan kuas atau sikat kawat.
10. Segera
melapor kepda pembimbing ketika terjadi sesuatu yang mungkin membahayakan atau
suara mesin yang tidak sempurna ketika mesin sedang dijalankan dan beroperasi.
4.
PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan mandrill ini
ditugaskan untuk mengubah benda kerja berupa potongan besi berbebtuk tabung,
untuk dijadikan shaft seperti yang ditunjukan pada benda kerja saat praktikum
Mandril merupakan suatu alat berbentuk
AS yang digunakan untuk menyenter benda kerja memerlukan senter pada mesin
bubut, karena benda kerja tersebut sulit dijepit dengan menggunakan pencekam
rahang tiga. Mandrill inilah yang dapat menjepit benda tipis tersebut. Sehingga
pengerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman.
Salah satu ujung mandril di jepitkan
pada pencekam yang ada pada mesin. Kemudian benda kerja di jepit pada tengah –
tengah mandril, kemudia kencangkan pada pengikat tersebut agar banda kerja
terssebut terjepit dengan sempurna. Sehingga dapat dikerjakan dengan aman pada
benda tersebut.
Permasalahan yang dihadapi saat
melakukan praktek pembuatan mandril ini adalah:
A.
Hasil pembubutan kasar, dikarenakan;
1.
Pahat bubut tumpul
2.
Kecepatan mesin tidak sempurna
3.
Pahat yang digunkan tidak sesui dengan
kekerasan beda yang dikerjakan.
4.
Tidak diberi pendingin pada benda kerja
pada saat pengerjaan.
B.
Cara mengatasinya
1.
Pahat harus diasah atau ditajamkan dengan
mesin gerinda hingga sesuai setandar yang digunakan.
2.
Pengaturan kecepatan mesin harus disesuaikan
dengan tinggkat kekerasan bahan dan kecepatan sayatnya harus disesuikan.
3.
Dalam pemilihan pahat harus sesuai
pengerjaan yang akan akan dilakukan.
4.
Selalu berikan pendingin pada benda
kerja saat dilakukan pengerjaan.
5.
Jika terjadi ketidaksamaan antara hasil
praktik dengan landasan teori yang di berikan sebaiknya melapor pada pembimbing
supaya mendapatkan pengarahan dan kejelasan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi, supaya kesalahan tersebut tidak mengakibatkan fatal.
I.
JUDUL
: Pembuatan Roda Gigi
II.
TUJUAN
1.
Memahami serta mengetahui teori tentang
mesin frais dengan benar
2.
Mengetahui semua jenis-jenis mesin frais
dan cara kerjanya
3.
Mempraktekkan teori mesin frais didalam
bengkel untuk mendapatkan Hasil yang maksimal
III.
DASAR TEORI
Mesin
Frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda
kerja dengan mengunakan pisau milling atau frais (cutter) sebagai pahat
penyayat yang berputar pada sumbu mesin.
Prinsip kerja dari mesin frais adalah pahat potong melakukan
gerak rotasi dan benda kerja dihantarkan pemotong frais tersebut.
Dalam pembuatan roda gigi kita harus mengetahui ukuran diameter
luar terlebih dahulu. Dengan rumus;
Dl = M ( Z +2)
Dimana:
Dl = diameter luar
M = Modul
Z = Jumlah gigi
Serta mengetahui rumus
–rumus yang lain seperti:
a) Dt = M.Z
b) Dd
= Dl – 2 H
c) HK
= 1.16 x M
d) HF
= 1.M
e) PE =
Dimana:
Dt = diameter tengah
Dd = diameter dalam
HK = untuk mengetahui kaki gigi
PE
= putaran engkol
Macam
– macam piringan pembagi:
a)
Piringan 1 berjumlah 40 lubang
b)
Piringan 2 berjumlah 60 lubang
c)
Piringan 3 berjumlah 80 lubang
Fungsi kepala
pembagi yaitu untuk membagi rata. dalam permbuatan roda gigi.
IV.
ALAT DAN BAHAN
a) Alat
NO
|
Nama Alat
|
Spesifikasi
|
Satuan
|
Jumlah
|
1
|
Mesin Frais
|
Standar mesin
|
Unit
|
1
|
2
|
Pahat frais
|
Standar mesin
|
Unit
|
1
|
3
|
Jangka sorong
|
ketelitian 0,01
|
Unit
|
1
|
4
|
Kuas
|
Standar mesin
|
Unit
|
1
|
b) Bahan
NO
|
Nama
Bahan
|
Spesifikasi
|
Satuan
|
Jumlah
|
1
|
Alumunium
|
Ø 60
|
mm
|
1
|
2
|
Oli
|
SHS
40
|
Liter
|
Secukupnya
|
3
|
Lap
|
Kain
|
Lembar
|
1
|
V.
CARA KERJA
Proses pembuatan alumunium dengan
spesifikasi Ø
60 menjadi roda gigi adalah:
1.
Meminta bahan dan perlengkapan bubut dan
frais kepada teknisi
2.
Chek ukuran bahan dan alat bantu yang
diperlukan
3.
Mempersiapkan mesin bubut dan
perlengkapannya
4.
Cekam benda kerja dan sisakan ± 3mm
5.
Bubut rata permukaan ujung benda kerja,
kemudian lepas
6.
Cekam ujung benda kerja yang telah di
bubut rata seperti langkah no 4, bubut rata ujung benda kerja sehingga mencapai
ukuran panjang 25 mm
7.
Lakukan pengeboran senter
8.
Lakukan pengeboran dengan diameter mata
bor 15 mm
9.
Lakukan pengeboran dengan mata bor ø 16 mm,
kurangi kecepatan pemakanan
10.
Lepas benda kerja, kemudian pasang pada
mandrel dengan diameter 16 mm
11.
Cekam mandrill, kemudian bubut rata
permukaan benda kerja ø 60 mm
12.
Tirus bagian ujung benda kerja 2x45⁰, lepas benda kerja
13.
Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan
mesin frais
14.
Gunakan kepala pembagi dengan jumlah
lubang 48
15.
Pasang benda kerja pada cekam kepala
pembagi.
16.
Menentukan titik nol pemakanan dengan
cara :
a. Nyalakan
motor spindel utama
b. Dekatkan
mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan posisi pisau dengan memutar
handel penurun dan penaik meja.
c. Posisi
pisau harus benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja.
d. Turunkan
hingga sedikit menyentuh benda kerja
e. Putar
pengukur pada handle dan penurun meja
pada posisi nol, jauhkan mata pisau frais.
17. Naikkan
meja frais setinggi 3,25mm, sayat sesuai ketentuan
18. Putar
piring pembagi 1kali putaran dan 32 lubang pada piring pembagi 48.
19. Lakukan
langkah kerja 17 dan 18, hingga terbentuk roda gigi.
20. Lepas
roda gigi dari cekam maupun dari mandrill.
21. Rapikan
bagian kepala roda gigi menggunakan kikir halus.
VI.
HASIL HITUNGAN
1. DL
= M (Z + 2)
= 2,5 ( 24 +2)
= 2,5 ( 26)
=
65
2.
Dt = M x Z
= 2.5 x
24
= 60
3.
Dd = DI – ( 2 x H)
= 65
- ( 2. X 5,4)
= 65 - (
10,8)
= 54,2
4.
H = ( 2,16 x M )
=
2,16 x 2,5
= 5,4
5.
HK = 1,16 x M
= 1,16 x 2,5
= 2,9
6.
Hf = 1 x M
=1 x 2,5
= 2,5
7.
PE =
=
= 1
VII.
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja yang digunakan antara lain:
1)
Memakai pakaian praktek ( wearpack)
2)
Memakai kacamata pengaman
3)
Menggunakan peralatan yang dianjurkan
4) Jangan
merubah kecepatan mesin ketika mesin dalam keadaan hidup
5) Letakkan
semua alat ukur pada tempat yang aman / terpisah pada benda yang kasar.
6) Pakailah
alat pelindung mata ketika membubut dan mengetam (mengefrais).
7) Dilarang
membersihkan tatal mesin (sisa potongan bahan) pada saat mesin masih hidup.
8) Jangan
meninggalkan mesin dalam keadaan hidup.
9) Pastikan
benda kerja sudah dalam keadaan terjepit dengan kuat
VIII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini peserta ditugaskan untuk mengubah aluminum
berbentuk lempengan besi berbentuk lingkaran yang akan dibuat menjadi sebuah
roda gigi dan sesuai yang diintruksikan oleh instruktur atau pengawas praktikum
Roda gigi merupakan suatu komponen yang digunakan untuk mengubah
transmisi,pengubahan transmisi ini dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk
mengubah kecepatan,dari kecepatan tinggi menjadi kecepatan rendah atau
sebaliknya dari kecepatan rendah menjadi kecepatan tinggi.
Permasalahan yang ditemui praktikum selama praktikum pembuatan
roda gigi antara lain:
a)
Hasil frais kasar
b)
Pahat mudah tumpul
c)
Kurang teliti dalam menghitung kedalaman roda gigi
d) Ukuran diameter kurang
tepat
Cara Praktikan dalam
mengatasi masalah tersebut antara lain:
1)
Praktikan mengasah pahat frais ( Cutter) pemakanan benda kerja disesuaikan pengaturan
kecepatan putaran mesin
2)
Jangan terlalu banyak dalam penyayatan benda kerja,melakukan
penyayatan sedikit demi sedikit agar pahat tidak mudah tumpul.
3)
Harus lebih teliti dalam proses pengukuran sebelum proses
pemakanan
4)
Melakukan perhitungan berulang sebelum benda kerja di kerjakan
Jika terdapat ketidaktepatan antara hasil praktek dengan teori
yang telah diberikan seperti ketidaktepatan alat ukur, kurang teliti dalam
pengerjaan kurang teliti dalam melakukan penyayatan. maka sebaiknya segera
melaporkan kepada instruktur supaya mendapatkan pengarahan dan penjelasan unutk
mengatasi yang terjadi. agar kesalahan tidak menjadi fatal.
I.
JUDUL : Pembuatan Pahat
II.
TUJUAN :
1.
Agar praktikan dapat mengetahui
jenis-jenis pahat
2. Agar
praktikan dapat mengasah pahat sesuai dengan kebutuhan
3. Agar
praktikan dapat mengetahui cara pemasangan pahat yang benar pada mesin
III.
DASAR TEORI
Salah satu hal yang
mempengruhi hasil bubutan/frais adalah pahat yang digunakan. Adapun hal yang
harus diperhatikan mengenai pahat meliputi : bahan pahat, cara pengasahan, dan
cara pemasangan.
Adapun persyaratan yang
harus dipenuhi dalam pemilihan bahan pahat adalah kekerasan, kemampuan menahan
panas, kekenyalan (keuletan) dan kemampuan gesekan.
Bentuk pahat bubut
bermacam-macam tergantung dari fungsinya, sehingga satu macam bentuk pahat
tidak boleh digunakan untuk berbagai macam pekerjaan.
Pemasangan pahat yang
tepat dan benar menghasilkan pembubutan dengan hasil yang baik, disamping itu
pahat yang digunakan akan tahan lama. Pemasangan yang tepat adalah apabila
tinggi pahat sama dengan center. Perlengkapan yang diperlukan dalam pemasangan
pahat antara lain :
a.
kunci pahat
b.
ganjal pahat
c.
penyenter
Macam-macam pahat
antara lain :
1.
Pahat bubut rata kanan dan rata kiri
2. Pahat
bubut muka
3. Pahat
Potong
4. Pahat
ulir segi tiga dan ulir persegi
5. Pahat
bentuk
6. Pahat
alur
IV.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
a)
Mesin gerinda
b)
Kacamata
c)
Media pendingin
d)
Mal pahat atau ulir
2.
Bahan
a)
Besi ST 45
V. CARA
KERJA
1. Pahat
bubut rata
Langkah
pengasahan pahat rata antara lain :
a)
Bersihkan mesin gerinda dan kaca
pengaman
b) Atur
jarak bantalan terhadap batu gerinda sekitar ± 3 mm
c) Asahlah
bagian depan dari pahat sampai memperoleh sudut bebas depan sekitar 8°-12°
d) Asahlah
sudut tatal sekitar 8°-12°
e) Asahlah
sudut 1°-3° untuk membuat sudut bebas bagain kiri dan atas.
f) Apabila
pahat sudah terasa panas segera celupkan pahat ke dalam air pendingin
2.
Pahat ulir segi tiga
Langkah pengasahan
pahat rata antara lain :
a)
Bersihkan mesin gerinda dan kaca
pengaman
b)
Atur jarak bantalan terhadap batu
gerinda sekitar ± 3 mm
c)
Asahlah bagian depan pahat sampai
memperoleh sudut bebas depan sekitar 8°-10°
d)
Asahlah sudut samping kanan dan kiri
hingga terbentuk sudut 55° (untuk ulir whithwort) dan sudut 60° (untuk ulir matrik).
e)
Periksalah pahat bubut tersrbut dengan
mal pahat/ulir.
f)
Apabila pahat sudah terasa panas segera
celupkan pahat ke dalam air pendingin.
VI.
KESELAMATAM KERJA
Keselamatan kerja yang
mharus diperhatikan dalam menggerinda antara lain :
1. Memakai
pakaian kerja (wearpack).
2. Memakai
kacamata pengaman.
3. Menggunakan
peralatan yang dianjurkan atau yang telah disesuiakan oleh instruktur.
4. Tidak
menyimpan peralatan yang tajam di saku pakaian kerja.
5. Segera
hentikan mesin ketika mendengar suara nyang tidak normal pada mesin.
6. Segera
melapor pada instruktur jika mterjadi sesuatu yang mungkin membahayakan
atau suatu kendala apabila praktikan
sedang mengoperasikan mesin.
7. Pastikan
memegang benda kerja dengan kencang dan tidak mudah lepas.
8. Memberi
peneranagn yang cukup pada ruangkerja.
9. Lakukan
pendinginan dengan air, jika pahat telah terasa panas di tangan.
10. Lakukan
penyayatan secara perlahan.
11. Matikan
mesin gerinda apabila mesin mtelah selesai di pakai.
VII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini
para peserta ditugaskan untuk mengubah potongan besi persegi panjang menjadi
besi pahat atau mata pahat mesin bubut dan frais. Peserta
ditugaskan mengubah potongan balok persegi panjang tersebut sesuai dengan
gambar petunjuk praktikum dan sesuai dengan yang telah ditunjukkan oleh
pengawas praktikum. Permasalahan yang
dihadapi praktikan selama praktikum pembuatan pahat antara lain :
1. Hasil
pahat tidak sesuai dengan keinginan praktikan.
2. Ukuran
pahat kurang pas
Cara praktikan dalam
mengtasi masalah tersebut adalah dalam melakukan pembuatan pahat agar dapat
menghasilkan hasil yang baik, seringlah melihat hasil sayatan.
Jika terdapat
ketidaktepatan antara hasil praktiakan dengan teori yang diberikan. Misal jika
kita melakukan pembuatan pahat sebaiknya dalam penyayatannya dilakukan sebaik
mungkin, dan apabila tidak mendapatkan hasil yang baik sebaiknya segera melapor
kepada instruktur supaya mendapatkan pengarahan dan kejelasan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi agar masalah tidak menjadi fatal.
I.
JUDUL :
Pembuatan blok balok
II.
TUJUAN :
a. Bisa
memahami dan mengerti tentang teori mesin sekrap dengan benar
b. Mengimplementasikan
teori mesin skrap dalam praktek di bengkel sehingga diperoleh hasil maksimal
c. Agar
bisa mengembangkan sikap professional dalam bekerja di bidang tehnik mesin
d. Dapat
megetahui cara kerja mesin sekrap dan mengoprasikanya dengan benar
III.
DASAR TEORI
Mesin skrap merupakan suatu mesin yang digunakan neratakan
benda kerja dengan menggunakan pahat skrap sebagai penyayatan benda kerja. Pengertian
meratakan adalah suatu benda kerja yang di skrap dapat berbentuk kedataran, beralur
dalam keadaan tegak maupun menyudut.
Pengrtian mesin skrap (shaping machine) adalah mesin perkakas
yang mempunyai gerak utama bolak-balik horizontal dan berfungsi untuk merubah
bentuk dan ukuran benda kerja sesuai dengan yang dikehenda. Dengan gerakan ini
dihasilkan pekerjaan seperti :
a. Meratakan
bidang : baik bidang datar, bidang tegak
maupun bidang miring.
b. Membuat
alur : alur pasak, alur V, dan lain-lain.
c. Membuat
bidang bersudut atau bertingkat
d. Membentuk : mengerjakan bidang-bidang yang
tidak beraturan.
Macam-macam
Mesin Skrap
1) Menurut
cara kerjanya
a. Mesin
skrap biasa, dimana pahat sekrap bergerak maju mundur menyayat benda kerja yang
terpasang dan dijepitkan pada ragum pada mesin tersebut.
b. Planer,
dimana pahat (diam) menyayat benda kerja yang dipasang pada meja mesin
yang dan bergerak bolak-balik.
c. Sloting,
dimana gerakan pahat adalah vertical (naik turun), digunakan untuk membuat alur
pasak pada roda gigi dan pully.
2)
Menurut Tenaga Penggeraknya
a. Mesin
sekrap engkol : gerak berputar diubah menjadi gerak bolak-balik dengan engkol
b. Mesin
sekrap hidrolik : gerak bolak-balik lengan berasal dari tenaga hidrolik.
3) Ukuran-ukuran
Utama Mesin Sekrap
a. Panjang
langkah maksimum.
b. Jarak
maksimum gerakan meja mesin arah mendatar.
c. Jarak
maksimum gerak meja mesin arah vertical (naik turunya meja).
IV.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1
|
Mesin sekrap
|
1 unit
|
2
|
Pahat sekrap
|
1 buah
|
3
|
Jangka sorong
|
1 buah
|
4
|
Kuas baja
|
1 buah
|
5
|
V blok
|
1 buah
|
B. Bahan
No
|
Nama
bahan
|
Satuan
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1
|
Besi
silinder
|
Millimeter
|
Diameter
25,4mm
Panjang
50mm
|
1
buah
|
V.
CARA KERJA
Pada mesin sekrap, gerakan berputar dari motor diubah menjadi
gerak lurus atau gerak bolak-balik melalui blok geser dan lenga penggerak.
Posisi langkah dapat di atur dengan spindle dan untuk mengatur panjang
langkah dengan blok geser.
Langkah-langkah yang
perlu diperhatikan sebelum pruses penyekrapan:
1. Sebelum
pruses penyekerapan di mulai ukur benda kerja dan beri tanda atau garis di
bagian yang akan di sekrap.
2. Lalu
benda kerja dapat di pasang pada ragum dan periksa kesejajaran garis ukuran
yang akan disekrap dengan mulut ragum.
3. Pahat dipasang pada rumah ayunan kira-kira 30|40 mm keluar dari
rumah ayunan, pencekaman pahat diusahakan sependek mungkin dikarenakan, jika
pemasangan pahat terlalu panjang pada saat terjadi impact maka pahat akan
menjadi lentur dan kemungkinan besar pahat patah.
4. Motor mesin dihidupkan dengan cara memasukan tuas kopling mesin
mulai bekerja, mencoba langkah pemakanan (feeding) dari meja mulai dari langkah
halus sampai langkah kasar dan perhatikan seluruh gerak mesin.
Proses
penyekrapan :
Penyekrapan
agar menghasilkan permukaan yang rata dapat dilakukan dengan cara mendatar
(horizontal).pada penyekrapan arah mendatar yang bergerak adalah benda kerja
atau meja kea rah kiri kanan. Pahat melakukan langkah penyayatan dan ketebalan
diatur dangan menggerakan eretan pahat. Adapun langkah persiapan penyekrapan bidang
mendatar sebagai berikut :
1. Pemasangan benda kerja pada ragum.
2. Pemasangan pahat rata.
3. Pengaturan panjang langkah pahat.
4. Pengaturan kecepatan langkah pahat.
5. Setting pahat terhadap benda
kerja.
6. Kedalaman pemotongan dilakukan dari eretan alat potong.
7. Feeding dilakukan oleh
gerakan meja.
8. Meja bergeser pada saat lengan luncur bergerak mundur.
VI.
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan
kerja pada saat melakukan praktek :
1.
Memakai pakaian kerja (werpak)
2.
Mengunakan sepatu sebagai pengaman kaki.
3.
Menggunakan peralatan yang dianjurkan
atau yang telah disesuaikan oleh instruktur.
4.
Segera matikan mesin jika mendengar
suara getar tidak layak ketika pengerjaan.
5.
Menempatakn pahat pada tembat yag seaman
mungkin agar tidah jatuh.
6.
Pastikan benda kerja saat pengerjaan
tidak lepas.Berhati–hati ketika mesin bubut di jalankan.
7.
Berhati–hati saat menggunakan alat–alat
yang presisi.
8.
Membersihkan sisa–sisa penyayatan (bram)
dengan kuas atau sikat kawat.
9.
Segera melapor kepda pembimbing ketika
terjadi sesuatu yang mungkin membahayakan atau suara mesin yg tidak sempurna
ketika mesin sedang dijalankan dan beroperasi.
VII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini setiap kelompok di tugaskan atau
memiliki job sekrap yaitu mengubah benda kerja yang berbentuk silinder dengan
diameter 25,4 mm dan panjang 50 mm menjadi persegi atau balok dengan panjang 50
mm dan lebar 2,4 mm. Alat atau mesin yang
digunakan yaitu mesin frais atau sekrub.
Permasalahan yang
dihadapi pada saat praktek pembuatan balok antara lain :
1. Hasil
penyekrapan sdikit kasar
a. Mesin
sekrap tidak bekerja dengan baik karena bisa berhenti bekerja karena hendel
kopling mudah tergeser dengan sendirinya.
b. Pahat
bubut agak tumpul
c. Sulit
menentuka kesenteran benda kerja saat dipasang pada ragum.
2. Cara
mengatasinya
a. Ketika
proses pengerjaan atau broprasinya mesin kita harus memegang hendel kopling.
b. Kita
harus mengasah kembali
c. Harus
teliti dan tidak buru-buru saat memasang benda kerja pada ragum.
I.
JUDUL :
LAS LISTRIK
II.
TUJUAN :
a. Praktek
dapat memahami dan mengerti teori mengenai las listrik dengan benar.
b. Praktek
dapat mengimplementasikan teori mengenai las listrik dalam praktik di bengkel
sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
c. Praktek
dapat mengembangkan sikap profesional dalam keahlian teknik las listrik.
III.
DASAR TEORI
Las
listrik termasuk kedalam suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan
listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las listrik merupakan
sambungan tetap. Ada beberapa macam proses las yang dapat digolongkan kedalam
proses las listrik, antara lain:
1. Las
listrik dengan elektroda karbon
a. Las
listrik dengan menggunakan elektroda karbon tunggal
b. Las
listrik dengan menggunakan elektroda karbon ganda
2. Las
listrik dengan elektroda logam
a. Las
listrik dengan elektroda berselaput
b. Las
listrik TIG
c. Las
listrik submerged
Pada dasarnya
las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam, tetap menggunakan
tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur yang terjadi antara ujung elektroda
dan benda kerja dapat mencapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian
logam.
IV.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a) Satu
unit mesin las listrik
b) Palu
terak
c) Sikat
baja
d) Tang
e) Elektroda
f) Topeng
g) Sarung
tangan
2. Bahan
a) Plat
besi
V.
CARA KERJA
1. Menyiapkan benda kerja.
2. Menyiapkan alat-alat dan kelengkapan
yang dibutuhkan.
3. Menghidupkan mesin las
4. Meletakan
benda kerja dan jepitkan pejepit kabel massa pada benda kerja.
5. Menjepit elektroda pada penjepit kabel
elektroda.
6. Mengatur arus yang diperlukan (sesuai
dengan ketebalan benda kerja).
7. Memulai mengelas, pertama las titik
sebanyak 3 buah titik, lalu las rigi-rigi putus-putus, dan terakhir las
rigi-rigi memanjang.
8. Membersihkan hasil pengelasan dari
terak dengan palu.
VI.
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan
kerja yang harus diperhatikan dalam praktek pengelasan, antara lain:
a. Memakai
pakaian kerja (wearpark)
b. Memakai
topeng las saat mengelas
c. Memakai
sarung tangan
d. Memakai
safety shoes
VII.
PEMBAHASAN
Sambungan
las adalah menyambung logam dengan logam, yang dilakukan dengan cara memanaskan
terlebih dahulu tempat-tempat yang akan disambung. Kekuatan sebuah kampuh las
tergantung dari beberapa faktor:
1. Bentuk
dari kampuhnya dan kualitas dari bahan elektroda atau kawat las.
2. Disebabkan
pendinginan cepat dapat mengakibatkan retak-retak.
3. Kemampuan
pengelas sendiri.
Untuk mendapatkan kampuh-kampuh las yang
baik, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Gambar
kerja yang diikuti harus menjelaskan tentang bentuk dan ukuran lasnya
2. Hindarkan
lasan yang bertumpuk dan bersilangan
3. Hindarkan
tempat-tempat yang sukar dicapai. Bila terpaksa ada, maka lasan di tempat itu
bukan merupakan lasan pokok yang menerima beban
4. Mengelas
benda
yang akan menerima beban berubah-ubah, memerlukan las-lasan yang khusus
5. Hindarkan
mengelas untuk menutup lubang dan keretakan
6. Bila
pembebanan harus diterima oleh kampuh yang sebagian dilas dan sebagian dikeling
atau dibaut, maka perhitungan kekuatannya harus didasarkan atas kampuh las.
Permasalahan
yang dihadapi saat melakukan pengelasan kelompok kami sebagai berikut :
1.
Hasil
pengelasanya kurang baik dan memuaskan
2.
Setelan
amper terlalu besar
Cara mengatasi hal-hal tersebut :
1.
Apabila
ingin mendapatkan hasil pengelasan yang baik dan bagus harus butuh ketenangan
dan konsentrasi saat melakuka pengelasan.
2.
Sebelum
melakukan pengelasan pada benda kerja, setel terlebih dahulu amperenya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar